Kamis, 17 April 2014

Alfian fajriansyah x mia 6

Tahun 2014 merupakan tahun penting untuk para politisi, karena pemilihan umum kepala daerah dan anggota legislatif akan digelar. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai dakwah, siap mendukung untuk meraih jabatan politik tersebut, termasuk dukungan kepada calon non-muslim.

"Secara prinsip, PKS dalam posisi menjadi parpol membuka diri bekerja sama dengan siapa pun. Siapa caleg kita, kami akan bekerjasama dengan partai manapun, suku apapun, dan agama apapun," kata Ketua Fraksi PKS di DPR Hidayat Nur Wahid saat acara 'Refleksi Akhir Tahun 2012' di Senayan Jakarta, Jumat (21/12).

Menurut Hidayat, sikap terbuka PKS mendukung calon non-muslim, bukan menunjukkan kalau partai tersebut sudah melenceng dari tujuan awal pendiriannya. Namun PKS membuka diri menjalin komunikasi atau koalisi dengan pihak manapun. Asalkan tidak bertentangan dengan aturan dasar partai.

"Islam adalah terbuka, keterbukaan adalah jati diri dari Islam. Kalau PKS tidak terbuka, artinya PKS bukan parpol," kata Hidayat.

Hidayat mencontohkan ketika dia menjadi presiden PKS tahun 2000 silam, sudah ada politisi non-muslim yang didukung PKS dan menang dalam pemilihan anggota DPRD di Papua. Sebenarnya, bukan hal yang aneh jika PKS juga memiliki politisi non-muslim. Jika mereka memenuhi persyaratan yang ditetapkan PKS, semua menjadi sah.

"PKS sejak didirikan sampai hari ini adalah partai sama. 2008-2009 Yang terjadi, bukan PKS berubah azasnya dari Islam ke tidak Islam. AD ART sama, tidak ada yang berubah," ungkap Hidayat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar